Sabtu, November 30, 2013

My Journal: Ghost as Manifestation of Alienation in Charles Dicken's Fictions

Karena bingung ingin posting apa, jadi saya akan posting jurnal skripsi saya. :)
Kenapa hantu? Karena hantu adalah simbol alienasi yang terjadi pada masa Victoria atau Eropa pada abad ke-19. Sedangkan alienasi terjadi akibat kapitalisme. Check this out!




Hantu sebagai Manifestasi Alienasi dalam Fiksi Karya Charles Dickens


Abstract
Charles Dickens was a writer in Victorian period. He had been famous
with his works even until now, he also wrote many ghost stories in his life. In this
research, it’s seen how ghost in Dickens’ stories are related to concept of
alienation, both of Marx and Seeman. This research aims to study the narrative
elements which experiences alienation and can be as well categorized as ghosts.
The kind of alienation experienced by the ghosts is then analyzed. As a
consequence, the study will show how the ghosts become the manifestation of
alienation in Charles Dickens’ works.

Keywords: Ghost, Alienation


Abstrak
Charles Dickens adalah salah satu penulis era Victoria. Ia terkenal dengan
karya-karya besarnya hingga sekarang, termasuk juga dengan cerita hantu dalam
karyanya. Dalam penelitian ini, terlihat adanya hubungan antara hantu yang
disajikan oleh Dickens dengan konsep alienasi yang dicetuskan oleh Marx dan
Seeman. Penelitian ini dilakukan untuk melihat unsur-unsur yang mengalami
alienasi dan dapat dikategorikan sebagai hantu, serta macam-macam alienasi yang
muncul dalam penelitian ini, sehingga akan terlihat hubungan antara unsur-unsur
yang terkategori sebagai hantu dengan alienasi yang terjadi pada unsur-unsur
tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini terlihat bahwa hantu merupakan
manifestasi alienasi dalam fiksi karya Charles Dickens.
Kata Kunci: Hantu, Alienasi

Pendahuluan

Dalam tiga fiksi karya Charles Dickens, yaitu A Christmas Carol, Three
Ghost Stories, dan The Haunted Man and the Ghost’s Bargain tampak adanya
unsur alienasi yang berkaitan dengan konsep hantu yang terdapat dalam masingmasing
karya.

Hantu dalam karya Charles Dickens memiliki penggambaran yang unik
dan berbeda, karena hantu yang dimunculkan tidak selalu dalam bentuk dalam
artian yang sebenarnya, tetapi dapat pula hantu dalam artian lain. Hantu menurut
Guiley (1992) adalah “the spirit, image, or presence of dead”, ini merupakan
hantu dalam artian sebenarnya, yang berarti ruh yang mengalami kematian
kemudian kembali ke dunia. Sedangkan hantu dalam artian tidak sebenarnya
adalah sesuatu tidak terlihat tetapi berpengaruh pada kehidupan manusia (Smajic,
2010: 16).

Selain itu, hantu yang disajikan oleh Dickens dalam karya-karya tersebut
berkaitan pula dengan konsep alienasi. Teori mengenai alienasi yang dipakai
dalam penelitian ini ada dua, yaitu konsep alienasi Marx yang dibahas oleh Erich
Fromm dan Bertell Ollman, yang lebih menekankan pada konsep kerja dan
aktivitas para buruh dan kaitannya dengan produk dan juga dengan manusia
lainnya, serta konsep alienasi Melvin Seeman sebagai pengembangan teori
alienasi Marx yang lebih memfokuskan pada segi psikologi-sosial yang erat
kaitannya dengan hubungan sosial masyarakat serta hasrat dan harapan bagi
manusia itu sendiri.

Dalam penelitian ini, saya menggunakan metode strukturalisme dalam
meninjau dan menganalisis unsur-unsur yang menjadi topik penelitian ini, yaitu
hantu dihubungkan dengan konsep alienasi. Metode strukturalisme adalah metode
untuk mengetahui bagaimana sesuatu yang ada dibangun oleh struktur-struktur
sehingga akan menjadi satu kesatuan (Hudayat, 2007). Dengan menganalisis
unsur intrinsik yang terdapat dalam karya tersebut, seperti alur, penokohan, dan
tempat, serta melihat persamaan-persamaan yang terdapat dalam tiga karya
tersebut, maka akan terlihat struktur yang terbangun, yaitu kaitan antara hantu dan
alienasi dilihat dari gejala-gejala teks yang terjadi.
Dengan mengkaitkan topik pada penelitian ini dengan teori yang dibahas
maka akan terlihat bagaimana hantu dalam karya Dickens menjadi manifestasi
alienasi, baik dalam hubungannya dengan manusia, produk, aktivitas, maupun
dengan dirinya sendiri.

Pembahasan

Hantu dalam karya Dickens memiliki keunikan tersendiri, karena terdapat
berbagai macam hantu dengan penggambaran yang berbeda dalam setiap
karyanya. Saya mengklasifikasikan hantu dalam karya Dickens menjadi dua jenis,
yaitu hantu simbolik dan hantu non-simbolik. Hantu simbolik adalah sesuatu atau
unsure-unsur yang memiliki ciri-ciri seperti hantu sebenarnya atau sesuatu yang
dapat disimbolkan seperti hantu, sedangkan hantu non-simbolik adalah hantu
dalam artian sebenarnya, yaitu ruh yang bergentayangan.
Dalam A Christmas Carol, hantu Marley menjadi fokus pada pembahasan
ini. Hantu Marley merupakan hantu non-simbolik yang teralienasi dari dirinya
yang merupakan hantu bergentayangan. Bagi Marx, konsep alienasi ini didasarkan
pada perbedaan eksistensi dan esensi, dan fakta alienasi bahwa eksistensi manusia
teralienasi dari esensinya (Fromm, 2001: 62). Dalam kasus Marley, eksistensi
dirinya terlepas dari esensinya sebagai jiwa yang telah mati, bahwa seharusnya
setelah mati ia mendapatkan kedamaian di alam lain, bukan bergentayangan.
Dalam kasus alienasi lainnya, tokoh Scrooge (manusia) dapat merepresentasi
Marley. Hal ini ditunjukkan ketika hantu Marley mendatangi Scrooge dan
meminta tolong agar ia membebaskan dirinya yang terbelenggu rantai. Ketika
Scrooge dapat terlepas dari keteralienasiannya, maka Marley akan selamat.
Scrooge memiliki ciri-ciri yang lebih dekat seperti hantu daripada manusia,
sehingga saya mengklasifikasikannya sebagai hantu simbolik. Ia tidak memiliki
harapan yang jelas dalam hidupnya, dan ia pun hidup jauh dari masyarakat
lainnya. Hal ini berkaitan dengan konsep alienasi Seeman, bahwa seseorang
dikatakan teralienasi jika ia tidak dapat mengetahui harapan hidupnya sendiri dan
ia terpisah dari masyarakat (Seeman, 1959: 784-788)

Aktivitas Scrooge merepresentasikan Marley ketika ia masih hidup.
Mereka memiliki firma dengan nama Scrooge and Marley, dengan nama ini pula
masyarakat dalam cerita tersebut selalu menganggap mereka sama saja. Scrooge
merupakan pemilik dan pekerja dalam perusahaannya tersebut. Ia adalah orang
yang sangat pekerja keras bahkan ketika Natal tiba, ia masih mewajibkan
pegawainya untuk tetap bekerja. Dalam hubungannya dengan manusia lainnya,
maka Scrooge teralienasi, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk aktivitas
kerjanya, semakin sedikit pula waktu untuk bersama dengan orang lain, sehingga
ia teralienasi dari masyarakat yang memang sudah membencinya, karena sikapnya
yang kikir dan sombong atau menurut Seeman, ia melanggar nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuannya atau disebut dengan istilah
normlessness (Seeman, 1959: 788).

Dalam Three Ghost Stories, hantu yang terdapat pada karya ini berbedabeda,
baik dalam penggambarannya maupun penampilannya. Dalam The
Signalman, tokoh he menjadi fokus dalam cerita ini. Saya mengketegorikannya
sebagai hantu simbolik, karena pendeskripsian tokohnya yang mirip seperti hantu
dan tempat tinggalnya yang mirip seperti kuburan. Tokoh he merupakan seorang
pemberi sinyal kereta, yang berarti bahwa dia adalah termasuk kedalam kelas
pekerja. menurut Marx, kelas pekerja adalah kelas yang paling teralienasi
(Fromm, 2001: 73). Hal ini karena aktivitas mereka tersekat-sekat sehingga
mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menentukan kekuasaan atas dirinya.
Begitu pula dengan signalman, dia hanya bekerja sebagai pemberi sinyal saja.
Konsekuensi dari pekerjaannya itu adalah ia ditempatkan di tempat yang sesuai
dengan aktivitasnya itu, meskipun pada akhirnya ia menjadi teralienasi, baik dari
aktivitasnya, orang lain, maupun dirinya sendiri. Ia pun tinggal jauh dari tempat
tinggal masyarakat lainnya sehingga ia mengalami social-isolation (Seeman,
1959:788), sebagai konsekuensi ia bekerja sebagai seorang pemberi sinyal.

Kemudian, dalam The Haunted House, rumah berhantu ini menjadi fokus
cerita dalam pembahasan ini. Rumah yang merupakan sebuah tempat tinggal
dikategorikan menjadi sebuah hantu simbolik. Rumah ini menjadi sebuah tempat
yang menakutkan bagi masyarakat di sekitarnya, ia terlepas dari esensi yang
sesungguhnya yaitu yang seharusnya menjadi sebuah tempat yang nyaman untuk
ditinggali dan tempat untuk berlindung bagi sebuah keluarga. Oleh karenanya,
rumah itu teralienasi. Selain itu, tempatnya terdapat di lingkungan yang jauh dari
tempat tinggal masyarakat lainnya, sehingga rumah itu menjadi apartness from
society (Seeman, 1959:788), karena dijauhi oleh masyarakat sekitarnya, rumah itu
mengalami social isolation. Hantu-hantu (non-simbolik) itulah yang membuat
rumah itu menjadi teralienasi, sehingga peran hantu non-simbolik pada rumah ini
adalah sebagai pengalienasi bagi rumah tersebut.

Dalam The Trial for Murder, yang menjadi fokus adalah the murdered
man yang merupakan hantu non-simbolik yang mengalienasi narator (I). Hal ini
didasarkan pada hantu the murdered man selalu muncul dihadapan narator yang
merupakan juri persidangan atas kasus pembunuhan dirinya, sehingga narator
dapat melihatnya, sedangkan juri persidangan yang lain tidak dapat melihatnya.
Narator menjadi teralienasi karena dirinya digunakan oleh sesuatu yang asing
(hantu) untuk mencapai tujuan yang asing pula. Hal ini seperti yang diungkapkan
Fromm dalam konsep alienasi Marx, bahwa kasus ini seperti yang terjadi pada
seorang buruh, dimana keberadaannya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan si
majikan buruh tersebut. Buruh bekerja dan kemampuannya menjadi terbatas
karena majikannya yang telah mengatur bagian-bagian kerja buruh tersebut.
Padahal seharusnya, manusia itu seharusnya mencapai tujuan dalam dirinya
sendiri, bukan digunakan untuk menjadi alat mencapai sebuah tujuan (Fromm,
2001: 70). Kemampuan asli narator dalam persidangan ini menjadi terbatas,
karena hantu tersebut menunjukkan bagaimana proses ia dibunuh dengan
menampakkan dirinya, sehingga narator menjadi teralienasi dari dirinya sendiri.
Terakhir, dalam karya The Haunted Man and the Ghost’ Bargain, tokoh
Redlaw menjadi tokoh sentral. Ia merupakan seorang chemist yang selalu
menghabiskan waktunya di dalam laboratoriumnya. Saya juga
mengklasifikasikannya sebagai hantu simbolik, karena dari pendeskripsian dirinya
seperti orang yang dihantui. Ia hanya dapat ditemui pada malam hari saja, selain
itu ia memiliki suara yang berat dan menyeramkan. Redlaw selalu dihantui oleh
masa lalunya yang menyedihkan, sehingga ia berasumsi bahwa kenangan masa
lalunya itu yang membuatnya tersiksa. Hantu non-simbolik pada karya ini adalah
Phantom, yang selalu menghantui Redlaw. Phantom dapat menjadi representasi
Redlaw karena digambarkan memiliki ciri-ciri yang sama, dan terdapat satu
adegan ketika mereka berbicara seperti sedang berkaca, sehingga baik Redlaw
maupun Phantom dapat merefleksikan satu sama lainnya,
Redlaw adalah seseorang yang teralienasi, meskipun ia adalah seorang ahli
kimia, ia banyak menghabiskan aktivitasnya di lab miliknya, sehingga hubungan
dirinya dengan masyarakat lainnya pun menjadi terbatas, dengan kata lain ia
mengalami social-isolation. Ia juga powerless atau tidak berdaya ketika
memutuskan sesuatu dan justru takdirnya berada di tangan yang lain (Seeman,
1959:784). Hal ini terjadi ketika phantom menawarkannya untuk melupakan
kenangan masa lalunya. Phantom merasa jika ia menjadi Redlaw, ia akan
melakukan hal itu, sehingga Redlaw pun menyetujui kesepakatan itu karena ia
juga merasa bahwa phantom itu lebih kuat dibandingkan dengan dirinya. Ia juga
mengalami self-estrangement yaitu ia teralienasi dari dirinya sendiri, ketika ia
telah lupa dengan masa lalunya, yang berarti bahwa ia telah terpisah dari dirinya
sendiri, karena ia telah menjadi sesuatu yang baru, seperti konsep alienasi Seeman
mengenai self-estrangement yang dikutip dari Fromm (1955) “By alienation is
meant a mode of experience in which the person experiences himself as an alien.
He has become one might say, estranged from himself”. Redlaw terpisah dari
dirinya sendiri, karena ia kehilangan sesuatu yang dia miliki.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, saya
menemukan bahwa tiga karya Charles Dickens yang dibahas dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa hantu, baik simbolik maupun non-simbolik, berkaitan
dengan alienasi yang dicetuskan oleh Marx melalui Fromm dan Ollman, serta
alienasi Seeman. Hal ini ditunjukkan melalui sikap dan aktivitas para tokoh dalam
karya-karya tersebut yang merupakan unsur-unsur yang penting dalam
membangun hubungan antara cerita dengan teori.
Hantu yang menjadi fokus dalam penelitian ini tidak selalu muncul dalam
artian sebenarnya, tetapi muncul pula dalam arti yang lain, sehingga unsur-unsur
(seperti tokoh manusia dan benda) yang memiliki deskripsi seperti hantu dapat
pula disimbolkan sebagai hantu. Unsur-unsur yang disimbolkan menjadi hantu ini
pun ternyata selalu berkaitan dengan alienasi. Jenis alienasi yang terjadi pada
tokoh yang difokuskan dalam cerita itu pun cukup rumit, karena baik konsep
alienasi Marx dan Seeman terdapat di dalamnya. Hal ini terlihat jelas ketika
aktivitas tokoh menentukan harapan hidupnya. Aktivitas yang dilakukan terlihat
bukan sesuatu yang muncul dalam dirinya sendiri, tetapi tuntutan dari sesuatu
yang asing itu, sehingga ia tidak dapat menentukan apa yang menjadi harapan
hidupnya. Oleh karenanya, tokoh manusia yang rata-rata menjadi hantu simbolik
dalam penelitian ini, hidupnya tidak jelas, dan keberadaan mereka layaknya hantu,
yang tidak mempunyai harapan. Dari aktivitas itu juga yang membuat mereka
diasingkan atau terasing dari orang lainnya, sehingga jelas mereka mengalami
alienasi. Sedangkan hantu non-simbolik, keberadaannya ada yang teralienasi
maupun menjadi pengalienasi. Jadi, baik hantu simbolik maupun non-simbolik
selalu berkaitan dengan alienasi. Sehingga, dari penelitian ini terlihat bahwa hantu
menjadi manifestasi alienasi dalam fiksi karya Charles Dickens.


Daftar Sumber:
Fromm, E. 2001. Konsep Manusia menurut Marx. Terjemahan dari Marx’s
Concept of Man oleh Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Schacht, R. 1970. Alienasi: Pengantar Paling Komprehensif. Terjemahan dari
Alienation oleh Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta: Percetakan Jalasutra.
Buku dan Jurnal Elektronik:
Coffey, N. 2004. "Every Word of it is True”: The Cultural Significance of the
Victorian Ghost Story. Department of English. Winnipeg, Mannitoba:
University of Mannitoba.
Derrida, J. 1993. Specters of Marx. New York: Routledge.
Dickens, C. 1848. The Haunted Man and The Ghost's Bargain. Feedbooks.
Dickens, C. 1843. A Christmas Carol. Planet PDF.
Dickens, C. Three Ghost Stories. Planet PDF.
Guiley, R. E. 1992. The Encyclopedia of Ghosts and Spirits. New York: Facts
on File Inc.
Handley, S. 2007. Visions of An Unseen World: Ghost Beliefs and Ghost
Stories in Eighteenth-Century England. London: Pickering & Chatto.
Hudayat, A. Y. 2007. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Fakultas Sastra,
Universitas Padjadjaran.
Ollman, B. 1971. Alienation: Marx's Conception of Man in Capitalist Society.
New York: Cambridge University Press.
Seeman, M. 1959. "On The Meaning of Alienation." American Sociological
Review Volume 24. New York: University of Los Angeles.
Smajic, S. 2010. Ghost-seers, Detectives, and Spiritualists. Cambridge:
Cambridge University Press
Robert T. Tally, J. 2009. “Reading the original: Alienation, Writing, and Labor
in ‘Bartleby, the Scrivener’, in Bloom's Literary Theme's: Alienation. New
York: Bloom's Literary Criticism.

Minggu, Oktober 13, 2013

Grown Up

Today was a lovely day, especially for my cousin. Why, because it was my cousin's wedding. She and I, actually, were different in 10 month of age. She was born in January 1990 and I was in October at the same year. So this day we have the same age, yes 23 years old. I'm very happy that she could met her prince and got married in her 23rd. Am I jealous? Haha... of course, lol :p, but maybe this time I haven't met my prince yet, not this time, but maybe soon, hehehe, aamiin~

Well, actually, I'm not going to talk about that, but for other thing I've realized when I saw all my cousins gathered in the wedding party. I realized something that maybe often appear in my thought, but I don't care for it. What is that? We've grown up!

Ten years ago or more, maybe my cousins and I were used to be together. We lived at the same place, in Balubur Bandung, at my grandmother's house. We were grown up together at that place happily. We used to  gather at the back room to play some games, such as monopoly, cards, computer, and so on. We used to make some jokes, pick up some jambu air, take a walk to Taman Ganesha in every weekend, go to the market and help my grandmother to cook, go to the mosque, swim at Karangsetra, have picnic in some places, and many more we used to do together.

But today, one of my cousins, have a marriage. Even, one of them has a daughter. Yes, we've grown up now, and every time we will grow up. The time goes so fast. I don't know what will happen in the next ten years. Maybe we will be together again, but in different situation. Maybe we will bring our beloved children, and we will talk as parents who tell the stories of our children, we will not play like we used to be, but maybe our children will do. Yes, maybe the future will be like that.

Aahhh~ I really miss my childhood time. The time when we're still together in the old house which now have gone because it had been renovated, and it doesn't belong to us anymore. The jambu air  was gone, the atmosphere of the old house was missing, and we're really missing the memories of our childhood. Because, we've grown up now. The life we choose will bring us to the path we have chosen. Maybe that old time was gone, but never with it's memories.

Rabu, Oktober 09, 2013

When Life should be Chosen


For the first time in my blog, I'm going to write about what happen to my mom. It has been three years that my mom is suffering breast cancer. At the first time she knew that she had that deadly sickness, there was a bump in her left breast. So, she decided to check it through biopsy, a medical test commonly performed by a surgeon or an interventional radiologist involving sampling of cells or tissues for examination (en.wikipedia.org/wiki/biopsy), took the sample of the cancer cell. However, it was getting worse after this took, my family decided that my mom should have a cancer surgery. My mom actually didn't feel well, she didn't want to have the surgery. But, a doctor, who is also my family, really suggested that if it was liked the only way to survive. Then, my mother went to hospital to do some procedures before she had a surgery. I didn't know why, but it was a long and complicated procedure. The doctor who gave an appointment with my mother didn't come. So my mother finally decided to cancel the surgery. My mother has decided to do some alternative therapies to heal herself from cancer.

As time goes by, my mother has some alternative therapies, such as drink soursop leaf tea, which is known as the best medicine for cancer, drink mangosteen juice, some herbs, sarang semut tea, eat more vegetables and fruits, and many more. We (me, my sisters, and my father) also should follow her diet. However, my mother becomes so sensitive. She's easy to get angry or annoyed if we do some mistakes. As the first daughter, I do almost household duties. My mother's condition is never stabil, sometimes looks healthy but other times she is weak. She becomes so resentful. So my father often tells us not to tell our problems to her.

Someday, my mother's condition became so weak, then I was afraid maybe my mother didn't have much time anymore. She was depressed because of her choice not to take the surgery. The doctor in my family really stressed that she must take it if she wanted to survive. And it really became her stressful topic in her mind. And one thing that made her really depressed that the doctor said if she still didn't take the surgery, she would die in 6 months later. Oh God! Why did he say that to his own cousin? It made me really mad, and of course all my family did. We'd tried to give her spirit, reliance, optimism, and hope, that she still has chance to survive. We never know when we will die, but we will someday, for sure. Not him who knew the answer when we will die, but HIM! Only HIM! Sometime, medical treatment is always be the first choice for people. So, maybe some doctors will be proud of their ability to cure sick people. However, sometime they forget that, who only can cure people is not them, but HIM up there. That should be remembered!

For now, my mother still commits what she has decided. She wears a kind of waistcoat for cancer therapy which invented by Dr. Wasito, in Tangerang. We should have great optimism that my mother will be recovered soon from her cancer. Although some people out there maybe furious why we do not decide to take the surgery, my mother keeps steadfast to face this all, and she still tries to get healthy again. Even she told me that she was grateful with this, because she can feel that she can be closer to HIM. Yes, I hope so. I hope that this sickness will abort all her mistakes, just like what Rasulullah (PBUH) had said. I can only hope the best for her.



Minggu, Oktober 06, 2013

One Step Closer

One step closer.....
The title isn't in A Thousand Year's lyric, but it is about my age, my life, and my future. Well, today is my birthday. From now on, I'm a 23 year old woman. Woman? Yes, I'm not a young girl anymore, although I always wish that this would be always my forever 20th birthday, then I will always be young, haha!

Maturity, a word that will always be considered. Actually I don't know what happened to my 22nd age. I was really under pressure, I felt that it was not myself. My ego was really uncontrolled. What I felt was that I wanted to be free, to let me out from my problems, and I really wanted to go somewhere I never knew. Those all really made me confused, fed up, and crazy. Yes, that was true! But I'd tried to hold on with my life. Then, I passed through those all. Alhamdulillah, I came back to my normal self. I hate my 22 which I wished that I would be more fortunate. However, I should thank that Allah still give me many chances to do, to fix all.

Well, today is my birthday. Nothing special in my birthday. No party (of course), no candle (of course, it's forbidden in Islam), no cake, or else, less felicitation from my family and friends, but there are always prayers for me from those one I always love, this is the most important!

I realize that in this my 23rd age, I should become stronger, more creative, braver, and better than previous. I should get closer with Allah, because I know that I'm getting closer to the door of my death. Yes, that is  the one I always should remember. I only hope for the best. The best I can do, the best also I can get. And I have many prayers that in my 23rd year old, I hope my all targets will be coming true.

One step closer to success
One step closer to happiness
One step closer to death

Rabu, September 18, 2013

My 7th Song: Untitled Yet (Late Post)

Here it is, proudly I present to you my seventh song. Actually I created it maybe a month ago, not in short time as usual, I felt difficult to find the compatible lyric. So, I don't know what this song tells about, maybe it is just something hidden inside my mind and my heart. Huwaa....i think it's not a parallel lyric, hehe! Btw, check the lyric out.

Untitled

Maybe I know, it's just another fake
Cause I know I made a mistake
Maybe I should let go over from you
Cause I should remember of who I am
And I'm not the one who's like you

Baby, if I could turn back all of the time
I would choose, I didn't want to find you
But all is too late, life should be like this
I must pass my life through all these
and I still miss the piece of my life

Then my heart will wait for something I can't tell
and it's about you who feel lonely
if you believe then I can tell the truth
what my heart says and you will be free
I have you only inside of the rhyme
Nothing's fine if it's only a lie

Oh God I know, I'm still staring at the sky
Wishing here, for the bird's coming around
Then she will give me a letter from the sky
Something that will change my life
Flawless night covers the end of the numb

However I still don't know what's going on
Just realize I'm nothing for you
when the life will give a little luck for me
would promise I won't make my mistake
Destiny will bring me to that place
and we're glad that all is over from now

Yayaya, and so the lyric! Who is you?! I don't know, maybe the star...
My sister told me that the intro was similar to Jason Mraz's. I felt so, maybe I was inspired by his song, then I remember, yes it is. My intro is just quite similar to the song 'Woman I loved' by Mraz, hehe...Anyway but this song was really my creation which limited to my guitar play. When I'm bored, I play my guitar randomly, then suddenly I just find nice melody, so I create the song. That's the way I make a song, so accidentally. :D

Kamis, September 12, 2013

Untitled, Unknown, ???

Okay, maybe this is my first time to write (read:tell) something actually I never blow it up directly. Sometime, I just use some metaphors, or analogy, or symbol when I speak about this. Because, maybe I'm very sensitive and too shy, so I might be afraid of something that will happen. However, I can't deny from it, I just want to write it down, and everything's done. Then I hope, I feel better after this.
So, what am I going to discuss? No, actually I won't discuss it because I'm the one who feel it, and I just want to write about what I feel. Ehemm....!
Someone said that it is an 'annual mourning', maybe it's often happened to that one. But I just feel it currently or maybe for a couple past few months, actually since I was graduated from my university. And it makes me suffered. But I thank Allah, it makes me closer to Him.
It is not easy way I could pass. There are more feelings I can feel in every single time: nervous, curious, anxious, worried, hopeful, and so many things I can feel. Maybe, hope you guys guess it, got it?!
Well, everybody I'm sure, they feel it too. But for me, I'm different. It's not easy for me. I just hope that this will be fine after what I've done a past few days and the next days I don't know what I should do. I hope the best will be mine, although I know I always wish for that one, the glowing star in the sky which bravely standing beautifully with its light. Huff! However, maybe I never have that one, but there are many things I can expect: maybe the butterfly which is flying around the flower, or the moon which is shining in the lovely night, or maybe the sun which hides behind the clouds. Ah, I just don't know, because this is a mystery of my destiny. I just want to believe Him. Only Him I should believe.

*Sigh! What actually I am talking about?! I don't know. :|




Rabu, September 04, 2013

Miss World: Kedok Eksploitasi Perempuan ala Kapitalisme

Lak-tolak-tolak tolak Miss World sekarang juga| Pus-hapus-hapus ekploitasi perempuan!
(yel-yel tolak Miss World Rabu, 4 September 2013, aksi dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Jawa Barat)
Aksi tolak Miss World di depan Gedung Sate
Suara penolakan kontes kecantikan sedunia alias Miss World bergema di seantero jagad Indonesia ini. Hampir kebanyakan ormas-ormas Islam menolak Miss World dilaksanakan di Indonesia, karena kontes ini hanyalah kedok para pebisnis untuk mengeksploitasi perempuan. Kontes semacam ini juga dapat merusak moral dan akhlak penduduk Indonesia, yang mayoritas Muslim. Kenapa, yuk disimak tulisan opini yang telah saya buat, check this out!



Tahun 2013, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah ajang kompetisi perempuan sedunia atau biasa disebut dengan Miss World. Rencananya, kontes kecantikan yang akan digelar pada 23 September 2013 mendatang ini akan diadakan di dua kota besar, yaitu Bali dan dan Jakarta, sebagai tuan rumah bersama. Namun perhelatan dunia yang diadakan setahun sekali ini nampaknya menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Fakta Miss World
          Jika dilihat sejarah Miss World sendiri, kompetisi ini dimulai pada tahun 1951 oleh pasangan suami istri, Eric dan Julia Morley di Inggris. Pada mulanya, Miss World merupakan ajang kontes pertunjukan busana bikini yang sedang menjadi mode fashion teranyar pada masa itu, namun kemudian media menyebutnya dengan Miss World.  Pada tahun 1980, kontes ini mereposisi dirinya dengan slogan Beauty with a Purpose (Kecantikan dengan Tujuan), sehingga para panitia menambah tes kompetisi ini sehingga sesuai dengan slogan, yaitu tidak hanya memfokuskan pada kecantikan tetapi juga kecerdasan dan kepribadian para peserta.  Kontes Miss World adalah salah satu ajang kompetisi terbesar yang ada di dunia dan banyak menarik perhatian masyarakat dunia. Organisasi Miss World sendiri banyak meraup keuntungan yang besar tiap tahunnya.
          Demi mendapat perhatian masyarakat nasional dan dunia, para perempuan yang menjadi peserta ajang kompetisi ini rela ‘menjual’ kecantikan dan kemolekan tubuhnya di depan masyarakat dan media umum. Tak tanggung-tanggung busana yang dipakai dalam kompetisi ini adalah busana yang menunjukkan sebagian besar tubuh perempuan yang seharusnya ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan secara umum. Meskipun ada isu mengatakan bahwa kompetisi yang akan dilaksanakan tahun ini tidak akan ada pertunjukkan bikini , tetapi tetap saja kompetisi ini adalah bentuk eksploitasi terhadap perempuan secara keseluruhannya.

Bentuk Eksploitasi terhadap Perempuan
          Kontes kecantikan memang tak hanya Miss World, banyak pergelaran serupa yang diadakan baik tingkat dunia seperti Miss Universe, maupun tingkat nasional seperti Puteri Indonesia dan Miss Indonesia.  Kontes semacam ini menjadikan perempuan sebagai pusat perhatian karena perempuan-lah pesertanya. Kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan dinilai dan justru menjadi fokus perhatian dalam kompetisi, meskipun kecerdasan dan kepribadian mereka pun tetap menjadi aspek tambahan untuk menjuarai kontes ini. Akan tetapi, masyarakat dunia sekarang seolah tersihir oleh ajang yang justru sebenarnya dapat merusak akidah dan moral bangsa, terutama bagi negeri ini yang ditinggali oleh mayoritas kaum Muslim.
          Kontes Miss World dan semacamnya merupakan salah satu simbol ekploitasi terhadap perempuan dengan dalih pemberdayaan dan penggalian potensi diri.  Miss World adalah ikon pornografi dan eksploitasi perempuan. Meskipun tidak ada bikini, secara keseluruhan ajang ini adalah ajang pamer aurat. Mereka berjalan berlenggak-lenggok di depan khalayak umum yang notabene bukan mahramnya dengan mengenakan pakaian atau gaun yang memamerkan aurat. Mereka juga pada akhirnya akan menjadi model-model yang menjual produk pornografi di media yang akan dikonsumsi secara gratis oleh masyarakat. Jelas Miss World dan kontes semacamnya merusak akidah dan moral bagi bangsa ini.
          Selain itu, melalui ‘penjualan’ kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan, kontes ini akan menghasilkan banyak keuntungan bagi para pemilik modal yang menjadi sponsor dalam perhelatan ini. Kompetisi yang diadakan setiap satu tahun sekali dan ditonton oleh berjuta-juta masyarakat dunia, jelas akan memberikan keuntungan besar bagi pemilik acara. Perempuan, lagi-lagi menjadi korban kapitalisme melalui kontes yang dikemas secara menarik dan menipu. Tentu saja, seharusnya hal ini merugikan pihak peserta sebagai perempuan. Tubuh berharga milik mereka pada akhirnya dijual murah kepada para pemilik modal yang justru mendapat keuntungan lebih banyak. Inilah kedok kapitalisme yang dibalut sedemikian rupa agar masyarakat terhipnosis oleh ajang kecantikan semacam ini, sehingga mereka tak sadar bahwa mereka sedang dieksploitasi. Sistem Kapitalisme telah menjadikan masyarakat buta dan rusak. Keuntungan dan materi selalu menjadi patokan dalam hidup, sehingga para penganut sistem ini meyakini bahwa segala kenikmatan duniawi harus diraih, kekayaan harus dimiliki, popularitas harus dicari, tanpa memperhatikan bahwa ada Zat yang Mahatinggi yang seharusnya dijadikan poros hidup. Itulah sistem Kapitalisme yang merusak manusia dimana sekulerisme atau pemisahan agama dari kehidupan dijadikan sebagai landasan hidup.

Islam Menjamin Harga Diri Perempuan
          Tak ada yang dapat menjamin perlindungan kepada perempuan kecuali Islam.  Islam menempatkan perempuan pada posisi yang mulia. Islam menyuruh kepada setiap Muslimah untuk menutup auratnya secara sempurna dengan kerudung (An-Nur: 31) dan jilbab (Al-Ahzab: 59). Perempuan diposisikan sebagai makhluk mulia di mata keluarga, masyarakat, dan negara. Negara wajib menjamin kesejahteraan dan melindungi perempuan di mana pun berada. Perempuan mendapat jaminan untuk dilindungi dan bukan dieksplotasi apalagi melalui aurat tubuhnya. Islam juga melindungi perempuan dengan menyuruh kepada laki-laki yang bukan mahramnya untuk menundukkan pandangan kepada mereka. Dengan itulah, perempuan akan merasakan keamanan yang nyata karena Islam telah menjamin seluruhnya. Berbeda dengan kondisi sekarang, yang justru perempuan dieksploitasi kecantikan tubuhnya. Perempuan dijadikan produk untuk mendapatkan keuntungan bagi para pemilik modal yang rakus akan kekuasaan, serta perempuan juga dijadikan sebagai objek pemuasan hawa nafsu laki-laki yang melihat kemolekan tubuhnya melalui ajang-ajang kecantikan semacam Miss World.

          Islam menilai perempuan  bukan dari ukuran tubuh atau kecantikan fisiknya semata, akan tetapi keimanan dan ketakwaan itulah yang akan menempatkan perempuan kepada derajat yang tinggi di mata Allah swt.  Namun kesempurnaan Islam hanya akan dapat dirasakan ketika Islam dan seluruh aturannya diterapkan dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Disanalah keamanan dan kehormatan perempuan akan terwujud, bukan dalam sistem Kapitalisme yang sekarang masih diterapkan di negeri ini. 

Wallahualam bisshawab

Rabu, Agustus 28, 2013

Sound of the Nature


Here some beautiful music box instrumental from Studio Ghibli films. I love those so much. Enjoy to relax yourself. Don't forget to watch their awesome movies. You may visit this site to download the movies. Here!
Enjoy ^_^

Minggu, Juli 21, 2013

Movie Review: Red Dawn (2012)

Pernahkah kamu membayangkan, misalnya jika musuh negara kita tiba-tiba saja datang dan mengambil alih sebagian wilayah negara ini? Kemudian, mereka dengan seenaknya berlaku layaknya seperti penguasa negeri ini, mengancam keamanan penduduk, dan membatasi segala aktivitas orang-orang yang tinggal di wilayah itu. Whooaa! I can imagine that! Itulah yang terjadi dalam film RED DAWN yang disutradarai oleh Dan Bradley.



Okay, mungkin tulisan ini bukan review secara utuh, aku cuma ingin sedikit mengomentari film yang penuh dengan bumbu nasionalisme atau cinta tanah air terhadap negara mereka.

Film Red Dawn dimulai dengan cuplikan beberapa berita (yang sebenarnya terjadi) yang memuat tentang kebangkitan kembali kekuatan sosialisme di Korea Utara, negara itu rupanya sangat mengancam keamanan Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Seperti yang kita ketahui, katanya, Korut sangat mengancam stabilitas keamanan dunia dengan pembuatan senjata nuklirnya. Meskipun Korut sebenarnya telah berperang dengan Korsel, tapi dibalik kekuatan Korsel ada US yang selalu membantunya, sehingga secara otomatis Korut juga telah mengancam US.

Kemudian scene berlanjut pada sebuah pertandingan American Football, Matt Eckert, yang menjadi aktor utama dalam film ini adalah seorang remaja berusia 17 tahun-an, akibat ulahnya yang seenaknya akhirnya timnya, Wolverine, harus mengalami kekalahan. Matt saat itu ditonton pula oleh ayahnya yang seorang polisi dan kakaknya, Jed (dibintangi oleh Chris Hemsworth), yang merupakan perwira angkatan laut yang baru saja pulang dari tugasnya di Irak.

Keesokan harinya, di pagi hari, tiba-tiba saja dari langit turun pasukan tak dikenal. Semua jalan di kota (aduh lupa deh) sudah dipenuhi oleh pasukan dari Korea Utara. Warga yang memberontak ditangkap dan dipenjara seperti tahanan. Tentu saja, Jed sebagai anggota militer US langsung bertindak cepat agar ia dan adiknya selamat. Mereka melarikan diri ke hutan diikuti oleh beberapa remaja lainnya. Kelompok remaja itu akhirnya menemukan sebuah pondok dan untuk sementara tinggal di sana karena situasi semakin buruk. Namun, ternyata pasukan Korut mengetahui keberadaan para remaja itu. Kelompok itu bersembunyi di tengah hutan. Mereka membawa ayah Daryl dan juga sang polisi (ayah Jed dan Matt). Ayah Daryl yang merupakan walikota daerah itu menyuruh para remaja untuk kembali, agar mereka selamat. Sedangkan Ayah Jed dan Matt menyuruh mereka untuk tetap bertahan dan justru melakukan perlawanan terhadap pasukan Korut. Kapten Cho akhirnya menembak sang polisi.

Pemberontakan pun dimulai. Kelompok remaja yang dipimpin Jed beranggotakan Matt, Robert (Josh Hutcherson), Daryl (dibintangi oleh Conor Cruise, anaknya Tom Cruise), Toni, Julie, Dany, dan Greg memulai strategi mereka untuk melawan. Mereka berlatih menggunakan senjata dan bom, menyelinap, dan menyerang musuh. Hingga mereka bisa merealisasikan itu semua, dengan langsung menyerang tempat-tempat yang dipenuhi oleh tentara-tentara Korut. Mereka memberikan tanda 'Wolverine' di dinding-dinding jalanan setelah melakukan penyerangan. Mereka berusaha menyulut kemarahan warga yang lain agar ikut berjuang bersama mengusir tentara musuh dari tanah negeri mereka.

Ya, seperti itulah kira-kira jalan ceritanya. Kalau tertarik ingin menonton, silakan download sendiri aja ya di website penyedia film gratis, heheh.

Nah, apa yang mau dikomentarin nih? Sebenarnya, film ini bukan film yang bagus-bagus amat. Kalau aku pikir sih, justru film ini kaya sebuah sindiran terhadap pemerintah Amerika sendiri. Bukankah US lebih banyak melakukan invasi-invasi yang tiba-tiba dan juga dengan alasan yang kurang logis seperti misalnya invasi ke Irak dan Afghanistan dengan alasan memerangi terorisme setelah tragedi runtuhnya WTC. Padahal masih belum diketahui dengan jelas siapa dalang perbuatan keji itu. Namun, dengan alasan itu US menggembar-gemborkan War Against Terorism dan memulai invasinya ke Afghanistan dan Irak. Semua mata dunia tertuju kesana pada saat itu, mereka menghancurkan negara itu, menyiksa rakyat negeri itu dengan kejam, dan mengambil sumber daya alamnya. Masyarakat dunia sudah mengetahui dengan jelas sekarang, bahwa sebenarnya US hanya ingin menguasai kekayaan SDA disana. Film ini tentu saja berkebalikan dengan realita yang ada sebenarnya. Lagipula, film ini juga sangat mengusung ide nasionalisme yang dalam Islam tidak diperbolehkan. Lihat saja kutipan kata-kata yang diucapkan oleh Jed kemudian diulang oleh Matt setelah kakaknya itu mati. Berikut cuplikannya:
We're not doing too bad for a bunch of kids. We're gonna fight, and we're gonna keep fighting, because it's easier now. And we're used to it. The rest of you are going to have a tougher choice. Because we're not going to sell it to you. It's too ugly for that. But when you're fighting in your own backyard, when you're fighting for your family, it all hurts a little less, and makes a little more sense. Because for them, this is just a place. But for us, this is our home.
See that, huh?!
Yah begitulah, film box office Amerika kebanyakan memutarbalikan realita yang ada. Banyak sekali film-film yang mengusung tema-tema Hero untuk menyelamatkan dunia, tapi siapa sih yang merusak dunia ini dengan kapitalisme dan imperialisme modernnya?
You know the answer, right?!

Oh ya, tapi film ini juga mengingatkan kita tentang 'pemberontakan' yang terjadi di Suriah. Sekelompok anak muda yang jengah dengan kondisi Suriah yang dipimpin oleh diktator Bashar Assad, mencoret-coret dinding jalanan untuk mengobarkan revolusi. Namun bedanya dengan film ini, 'pemberontakan' ini justru terjadi di dalam negeri mereka sendiri untuk lepas dari tirani pemerintah mereka yang kejam. Sampai saat ini, perjuangan 'pemberontakan' tentara Mujahiddin belum berakhir. Tentara Mujahiddin yang beranggotakan seluruh kalangan dari orang tua (bahkan tua sekali) sampai anak muda (bahkan anak kecil) selalu memegang senjata, mereka menghancurkan tentara-tentara pemerintah dan membombardir markas militernya. Namun, bukan nasionalisme yang mereka perjuangkan. Diin Islam-lah yang mereka perjuangkan sampai mati, agar sistem kehidupan yang berasal dari Yang Maha Kuasa itu dapat segera tegak untuk melepaskan semua tirani yang ada di dunia ini.

Bisa kita lihat kan perbandingannya? Mana yang lebih mulia?
Of course, you still know the answer! :)

Minggu, Juli 14, 2013

Ironi Fanatisme Sepak Bola: Menukar Kehidupan Akhirat dengan Dunia Sesaat

Ehem...ehem...oke, malam ini pertandingan sepak bola antara Dream Team Indonesia vs Arsenal sedang berlangsung. Sambil nungguin gol masuk, sambil posting aja deh. Sebenernya, tulisan ini mungkin gak jauh beda sama postingan aku sebelumnya tentang fanatisme sepak bola. Mungkin sekedar pengantar, aku ceritain dulu deh gimana ceritanya dulu sampe aku suka sepak bola, atau Arsenal lebih tepatnya.

Well, ceritanya dulu kira-kira kelas 4 SD, aku udah mulai tertarik sama sepak bola. Ya, karena bapakku lumayan sering juga nonton Persib, jadi otomatis aku ikutan deh. Nah, pas mulai demam World Cup 2002, aku mulai kena virus sepak bola deh. Waktu itu aku masih kelas 6 SD dan lagi Ujian Akhir Sekolah, tetep aja aku tontonin pertandingannya, tapi Jerman only! (Gol for Arsenal menit 53, 0-2) Dari sanalah aku mulai menggandrungi sepak bola. Terus 2 tahun kemudian, virus itu tiba-tiba dateng lagi. Entah kenapa, tiba-tiba suatu malem, aku ingin banget nonton sepak bola. Kebetulan waktu itu, di TV7 pas malem minggu disiarkanlah Barclays Premiere League alias Liga Inggris. Kebetulan lagi, pertandingan yang disiarkan pada saat itu adalah Arsenal vs Millwall FC, Arsenal menang 4-1. Mulai dari sana, aku tambah suka sama sepak bola. Meskipun sebenarnya udah suka dan udah punya tim kesayangan dan pemain kesayangan yaitu AC Milan dan Kaka. Tapi ternyata, permainan Arsenal lebih cantik dan menarik untuk ditonton (apalagi rumput stadion di Inggris lebih hijau daripada di Itali, hehe). Wajar sih suka sama Arsenal waktu itu, secara, mereka emang lagi jadi the best team tahun 2003-04, apalagi rekor mereka sebagai The Invincible Team (49 match unbeaten atau tidak terkalahkan) belum selesai. Akhirnya aku jatuh cinta pada Arsenal dan juga Fabregas, haha. Begitulah ceritanya, sampai aku suka bahkan suka banget (waktu dulu) sama Arsenal.

Well, itu sekedar pengantar doang. Terus, gimana sekarang? Apa masih suka sama Arsenal? Umm, sebenarnya sih masih suka. Tapi gak se-fanatik dulu. Setelah Fabregas pergi ke Barcelona, entah kenapa dan syukurlah, rasa fanatik itu berkurang. Aku udah mulai jarang banget nonton Arsenal, bahkan kayanya emang gak niat (kecuali malem ini, karena mumpung Arsenal lagi tour ke Indonesia, hehe). Atau memang aku udah paham dengan berbagai kajian Islam yang aku ikuti, bahwa ikatan fanatisme hanyalah ikatan semu, tidak layak diperjuangkan di hadapan Allah!

So, apa yang mau dipersoalkan? Kebetulan, karena aku emang goonerette (julukan buat penggemar Arsenal versi cewek), aku punya banyak teman gooner dan goonerette di akun facebook. (Gol lagi nih buat Arsenal, 3-0). Ternyata emang mereka antusias sekali dengan kedatangan Arsenal ke Indonesia, dan aku lihat, mereka sampai bela-belain nginep di GBK di bulan puasa ini demi nonton Arsenal. Wajar? Wajar aja sih, tapi berlebihan juga ternyata (Wah, gol lagi nih sama Giroud, 4-0). Kenapa? Indonesia, negeri yang mayoritas Muslim dan sedang bulan Ramadhan, gimana ibadah wajib mereka?! Sementara, pas aku ikut acara Muktamar Khilafah di GBK aja, mau sholat dan ke wc aja susahnya mintaaa ampun, karena peserta yang bejibun. Aku yakin penonton Indonesia buat pertandingan ini dan sejenisnya lebih dari capaian peserta MK.

Bahkan, ada status teman fb yang berkata kurang lebih seperti ini 'Tarawehnya libur dulu aja ya, kan sunah | Kalo nonton Arsenal mah wajib buat gooner'. Belum lagi, kadang ditambah dengan sikap nasionalisme yang berlebihan ketika menonton timnas kesayangan. Dan juga, ada aktivitas ikhtilat (campur baur antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya) disana. Astaghfirullahaldziim! Itulah orang-orang yang menukar kehidupan akhiratnya demi kehidupan dunia yang sesaat, sungguh sangat merugi!

Aku harus banyak beristighfar nih. Mungkin saja aku juga termasuk orang-orang seperti itu, astaghfirullahaldziim....! Menyukai sesuatu memang diperbolehkan, asalkan ia tidak bertentangan dengan syara' dan tidak melebihi cintanya pada Allah swt. Menonton pertandingan sepak bola memang mubah hukumnya, asalkan ia tidak melalaikan ibadah yang menjadi prioritasnya kepada Allah swt. Inilah fakta dan realita yang terjadi di tengah-tengah umat Muslim sekarang ini, sungguh menyedihkan! Kebanyakan umat Muslim belum paham dengan Islam itu sendiri. Yah, begitulah...

Oke, mungkin cukup sekian postingan malam ini, karena pertandingan sudah berakhir dan tentunya tulisan ini harus menjadi sebuah refleksi bagi aku sendiri yang senantiasa harus mengevaluasi diri bagaimana menjadi seorang Muslim yang taat dan tidak mengabaikan hukum syara'.

Hey, by the way, the match is now finished with 0-7, you know who the winner is! Well done, lads!




Rabu, Juli 03, 2013

Hypocrite!

There is a question in my mind, why do almost people have two faces?! It's not real two faces I mean. Yea, according to this post title, hypocrite! But I don't mean it is in the true meaning.

Sometime we find that ourselves may like something but probably we also hate something. Life nowadays has been more difficult to be distinguished, who is actually the good one and the bad one? but we should look it deeper, what is about heart? Heart never lies, although face can show the opposite. I don't understand why. Why it is so hard to explain? When they tell us, they keep telling us that they hate something or someone. But in fact, why they still show their kindness to someone they hate, or actually maybe they never hate it, they only want to make justification for us. So who become the victim? I don't know!
And it is also applied to those who believe that they have faith to Islam, but they won't obey to Allah's rules. They only take some parts of the rules and ignore the others. How can?!

Err, maybe we should make a self-correction, are we also including into that person? we never know, only Him knows. Naudzubillah~

Being Natural, Being Romantic

Hwaaah, rasanya udah lama banget gak bikin tulisan di blog, gak juga kali ya, hehe...

Well, sore ini ternyata langit mendung dan akhirnya turun hujan. Hujan itu indah, hujan itu romantis. Gimana gak romantis coba? Kalau kita lihat pepohonan semuanya jadi terlihat segar dan hijau, dedaunan merunduk malu karena kebasahan, genangan air berusaha menangkap peri-peri kecil yang turun dari langit, dan mereka berlompatan riang gembira menyambut hujan, apalagi kalau hujan di pegunungan dan tertutupi oleh kabut tipis, owww! that's so.... Eits tunggu dulu!
Romantis yang aku maksud adalah romantis versi kakek William Wordsworth. Mungkin bagi yang tahu, Wordsworth hidup sekitar abad ke-18 dan 19 dimana era ketika ia hidup dinamakan zaman Romantis (ciyeee :p) dan dia menjadi salah satu pelopor era Romantis bersama rekannya Samuel Taylor Coleridge, setelah membuat kumpulan puisi Lyrical Ballads yang dipublikasikan pada tahun 1798.
Terus, romantis menurut versi mereka gimana sih?
Romantisisme adalah aliran yang lebih mengutamakan perasaan emosional, kemurnian, keoriginalitasan, natural, dan apa adanya. Romantisisme terwujud dalam karya sastra, seni, dan puisi. Wordsworth yang tinggal di pedesaan lebih banyak membuat puisi yang berkaitan dengan alam atau perasaannya tentang nature. Inilah yang disebut dengan Romantis.
Dibawah ini adalah satu puisi Wordsworth yang aku suka, I wandered lonely as a cloud
I wandered lonely as a cloud
That floats on high o'er vales and hills,
When all at once I saw a crowd,
A host, of golden daffodils;
Beside the lake, beneath the trees,
Fluttering and dancing in the breeze.

Continuous as the stars that shine
And twinkle on the milky way,
They stretched in never-ending line
Along the margin of a bay:
Ten thousand saw I at a glance,
Tossing their heads in sprightly dance.

The waves beside them danced; but they
Out-did the sparkling waves in glee:
A poet could not but be gay,
In such a jocund company:
I gazed—and gazed—but little thought
What wealth the show to me had brought:

For oft, when on my couch I lie
In vacant or in pensive mood,
They flash upon that inward eye
Which is the bliss of solitude;
And then my heart with pleasure fills,
And dances with the daffodils.
That's so romantic, right?! Bisa kelihatan kan sisi romantisnya Wordsworth? Dia menggunakan banyak hal yang berkaitan dengan alam atau nature, so natural and back to nature. Mungkin, aku yang seorang penulis puisi juga, gaya berpuisiku sedikit terpengaruh oleh aliran ini. Aku sering sekali menggunakan nature sebagai objek puisi untuk mewakili perasaanku. Alam selalu mewakili setiap perasaan manusia atau sebaliknya, sehingga kita bisa membuat analogi satu sama lain.  Ya, being natural, being so romantic.

Alam memang begitu indah, dan tentunya Pencipta dibalik itu semua lebih indah dibandingkan yang lain. Bagiku dengan mentadaburi alam, semakin besar cinta dan rasa syukurku pada-Nya. Apalagi jika alam ini lengkap dengan aturan-Nya, sudah pasti kehidupan ini akan sempurna karena bernaung dalam ridho-Nya.


raining is always beautiful to me
dan paling enak lagi sambil dengerin instrumental music box kayak ini nih, enjoy your time ^_^




Minggu, Juni 23, 2013

BACA: Investasi Terbaik Bagi Pengemban Dakwah

Oleh: Felix Siauw 
Dalam hidup saya, saya banyak sekali bertemu dengan orang-orang yang hebat atau super hebat. Beberapa orang menginspirasi saya dengan caranya sendiri-sendiri. Terkadang orang-orang semacam ini membuat saya berfikir: “Bagaimana mereka bisa menjadi seperti ini?”. Akhirnya setelah melihat kesamaan pada mereka semuanya saya bisa menyimpulkan satu hal yang sederhana: “Mereka sama-sama punya perpustakaan pribadi”.
Membaca adalah suatu aktivitas yang istimewa, bahkan Allah swt telah menegaskannya dalam ayat pertama yang dia turunkan dalam al-Qur’an. Dan Allah menurunkan ayat pertama ini dalam bentuk perintah, Iqra’ – Bacalah!. Ini menandakan bahwa Allah betul-betul mewajibkan kaum muslim untuk “membaca” yang pada akhirnya akan membuatnya mendapatkan Allah swt sebagai Tuhannya dan Islam sebagai agamanya.
Ada suatu ungkapan yang menyatakan “Membaca adalah kunci keberhasilan di sekolah (Reading is the key to success in school). Ungkapan ini dibahas secara menarik dalam buku “The World Book student Handbook”. Dalam bab “Why is Reading Important” dibahas tentang sekelompok guru di Amerika Serikat yang mengadakan penyelidikan tentang murid sekolah dan problema belajar. Salah satu kesimpulan mereka yang menarik adalah:
bahwa seorang murid yang tidak berhasil dalam suatu bidang tertentu umpamanya matematika, masih bisa berhasil dalam bidang studinya yang lain. Tetapi seorang murid yang malas membaca hampir selalu tidak berhasil dalam semua bidang studinya.
Kita memang tak perlu lagi diingatkan dengan hal yang seperti ini karena al-Qur’an sebenarnya telah mendorong ummatnya secara luar biasa untuk membaca. Tapi sayangnya, tidak semua orang khususnya muslim yang benar-benar sadar pentingnya aktivitas membaca ini. Dan seringkali mengesampingkan aktivitas ini. Data BPS (2006) memberikan kita informasi bahwa orang Indonesia lebih suka menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).

Berdasarkan hasil survei Unesco, minat baca masyarakat Indonesia paling rendah di Asean. Sementara, menurut survei yang dilakukan terhadap 39 negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-38. Belum lagi fakta bahwa surat kabar di i Indonesia angkanya 1:45; artinya setiap 45 orang mengonsumsi satu surat kabar. Di Filipina angkanya 1:30 dan di Sri Lanka angkanya 1:38. Bahkan meminjam buku di perpustakaan pun hanya dilakukan oleh 10-20% rakyat Indonesia.
Pahit memang, menyaksikan Indonesia yang sebagian besar adalah muslim, tetapi ternyata masih sangat jauh minat bacanya, padahal al-Qur’an telah memberikan indikasi yang sangat jelas bahwa Allah memberikan pengetahuan kepada manusia melalui perantaraan kalam.
Teringat masa kecil sebelum saya meninggalkan kejahiliyahan, buku adalah teman dekat saya. Kamar saya tak ubahnya seperti rental komik, dan 90% uang jajan saya habis untuk membeli buku komik. Ketika SMP-SMA, saya mulai membaca novel dan buku-buku semacam Sherlock Holmes, Lupus, ataupun novel tulisan Enid Blyton, R.L. Stine dan semua novel fiksi. Ketika menjadi seorang muslim, saya sangat memahami bahwa saya tidak seperti yang lain, saya tidak memilki pengetahuan dasar dalam Islam sebagaimana yang lain. Maka strategi saya adalah: “Lebih baik nggak makan daripada gak punya buku”.
Walhasil, ketika mahasiswa saya memiliki perpustakaan pribadi kecil-kecilan. Walaupun sebagian buku saya tidak pernah saya baca hingga tuntas. Betul, memiliki buku yang banyak tidak menjamin kita membacanya hingga tuntas, tetapi setidaknya kita telah menjadikan kesempatan besar bagi diri kita sendiri untuk membaca. Logikanya, jika ada buku saja susah membaca apalagi nggak ada.
Sama faktanya yang saya temukan ketika saya berdakwah lewat dunia maya. 80% pertanyaan yang ditanyakan lewat inbox message atau mail saya diakibatkan oleh orang yang bertanya tidak mau dan malas membaca!. Padahal jawabannya sudah sangat jelas sekali jika mereka mau membaca. Tetapi kebanyakan dari kita memang malas membaca, karena budaya makan mi instan, maka pengetahuan pun ingin instan.
Tidak semua orang yang membaca buku akan menjadi besar, tetapi semua orang besar rajin membaca buku. Setiap orang-orang yang istimewa dalam hidup say apasti memiliki perpustakaan pribadi di rumahnya. Dan Islam tahu betul fungsi perpustakaan ini seperti apa. Pada tahun 830, Khalifah Harun ar-Rasyid mendirikan Baitul Hikmah, perpustakaan Baghdad yang berisi lebih dari 1.000.000 literatur.

Ja’far bin Muhammad (940 M) mendirikan perpustakaan di Mosul yang sering di kunjungi para ulama baik untuk membaca atau menyalin. Pengunjung perpustakaan mendapat segala alat yang diperlukan (pena, tinta, kertas dll) secara gratis. Bahkan Seperti yang dikatakan oleh Al Hakim Al Mustansir bahwa tentara Mongol menghancurkan Baghdad, jutaan buku dibuang ke sungai Tigris yang membentuk semacam “jembatan mengapung”. Inilah perhatian Islam terhadap perpustakaan dan buku.

Sepertinya tidak salah apabila leluhur kita mengatakan: “membaca adalah kunci ilmu, sedangkan gudang ilmu adalah buku”. Dan Dr. Mustafa Ashi Bai’ menasihati kita dengan kata-katanya :
. . . Ziarahlah ke perpustakaan sehari sekali, supaya engkau tahu karunia akal yang Allah berikan kepadamu . . .
Cobalah tumbuhkan minat baca kita, karena membaca adalah aktivitas yang harus ada pada seorang hamilud dakwah. Kebiasaan membaca tidak akan kita peroleh apabila minat membaca kita masih rendah. Dan minat tidak akan dapat ditumbuhkan kecuali dengan rangsangan. Yaitu adanya buku di rumah. Membeli buku tidak akan merugi, karena itu adalah investasi terbaik. Cobalah rutin membaca setelah shubuh 30 – 60 menit dan rasakan bedanya setelah satu bulan.


Felix Siauw adalah Islamic Inspirator
source :http://www.spirithaji.com/inspirasi/3021-baca-investasi-terbaik-pengemban-dakwah.html 

Yup, membaca adalah salah satu kunci sukses bagi para pengemban dakwah. Bisa dibayangkan apa jadinya ketika para pengemban dakwah tidak suka bahkan tidak pernah membaca, apa yang akan ia sampaikan kepada umat yang membutuhkan bimbingannya?
Selalu ada hikmah atau pelajaran dari setiap apa yang kita baca. Semakin banyak kita membaca, semakin kaya ilmu pengetahuan kita, semakin handal kita untuk menyampaikan dakwah.
Ayo, membaca dan belajar untuk investasi buku dari sekarang! :D



Kamis, Juni 06, 2013

Twinkle Twinkle Little Star


Twinkle twinkle little star
Glowing in the sky
Let it shines
Although the darkness' still covering
Let me see your sparkle
And make my wish flies to you
High upon the sky
But please,
don't ever let me fall
to crash into the ground
Allow me to steal your beauty
and keep your light inside my dark soul
Till you shine with your brightest light
Warm the coldness of my heart
And melt down the ice of my soul
Oh, twinkle twinkle little star
Please,
Would you give me your shine?
Would you keep shining on me?
and accompany the loneliness of myself,
accompany me to walk along the road of this life
till the end of time
Hey, twinkle twinkle little star,
I just want to ask you
where are you now?
the brightest one and the most beautiful one,
Although I know
that you're still standing above the sky
and do waiting for our meeting
Please, keep shining on me


Senin, Mei 20, 2013

The 6th Song: Waiting for a Star

Yeah, this is my 6th song I made. I don't know actually what this song tells about, because I think it's just full of metaphors. Maybe the lyric is just something I want like my dreams I want to get. Firstly, and just like my other songs, I found nice chord while I was playing the guitar and I didn't plan to make a new song, but finally i found the chord and it was nice, I think, so I created the lyric. The genre of the song may be just lil bit country and gothic, maybe because I was inspired by The Civil Wars songs.
Here you may know the lyric below, check this out ;)

Waiting for a Star

Uhh...uhh..uh...
I'm standing here to watch it all night
Uhh...uh..uhh..
A star is glowing and I start to hide
Uh...uhh..uh...
Still I keep stealing to look up the sky
Uhh...uh..uh...
But I find that now it is run and hide

Reff:
The night, I know it is so dark
It makes me blind to see all the things I find
The star is standing above the sky
But why it's just covered and now it hides
I wish the star will give shiny light
and waiting here till the sun comes to the sky
Just waiting here until you will come around

Uhh...uh..uhh...
I know it's hard to reach but I can't run
Uhh...uhh..uh...
And it keeps sparkling to me it's a sign
Uhh...uh...uhh..
But it's still shy to show its shiny light
Uhhh...uhh..uh..
I promise to watch and catch its glow

Back to Reff.

Breakpart:
Although it's too far for I can get it
And I know I'm in stranger side
I'm sure still have a chance to make it
Mine......

I'm waiting here until you'll come around



Sabtu, Mei 18, 2013

Writing is My Life

Menurutku, menulis adalah salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah swt. kepadaku. Mungkin semua orang bisa menulis, tapi belum tentu ia terlatih untuk menulis. Kadang aku juga merasa bahwa kemampuan menulisku masih jauh di bawah rata-rata. Akan tetapi, aku suka sekali untuk menuangkan ide segar dalam bentuk tulisan. Menulis bagiku adalah salah satu aktivitas yang menyenangkan. Bayangkan saja jika kamu adalah penulis fiksi, mungkin kamu bisa membuat orang lain terjebak dalam dunia yang tak pernah dibayangkannya. Atau jika kamu penulis non-fiksi, kamu bisa membuat mata pembaca terbelalak karena tulisanmu yang dipenuhi dengan fakta tentang alam semesta. 

Menulis adalah sebuah pintu bagi sang penulis untuk menjelajahi dunia yang baru. Sebagai penulis, kita dapat menciptakan apa saja yang kita inginkan, membangun beberapa karakter dan membuatnya 'hidup' dalam karya sastra. Bukankah menyenangkan?! Selain itu, tulisan kita juga dapat mempengaruhi pikiran seseorang bahkan mengubah hidup seseorang. Itu adalah kekuatan dibalik sebuah tulisan. 

Akan tetapi, kadang kalanya kita menemukan banyak kesulitan dalam merangkai ide dan kata-kata. Aku pun begitu, di dalam laptopku, banyak sekali tulisan-tulisan bersambung yang entah kapan terselesaikan. Aku selalu membuatnya menggantung tanpa akhir yang jelas. Bahkan aku kebingungan akan kemana tulisanku ini bermuara. Meskipun begitu, kita tak boleh pernah berhenti untuk menulis. Aku ingat perkataan seorang penulis, Arswendo Atmowiloto yang menjadi pembicara dalam acara gathering pada saat OSPEK di Fakultas Sastra Unpad 2008 silam, ketika aku baru saja menjadi mahasiswa baru saat itu. Ia mengatakan bahwa ketika kita sudah menuliskan sesuatu maka kita juga harus berusaha untuk menyelesaikannya. Ketika kita sudah menyelesaikan tulisan itu, kita akan merasa bangga dan puas bahwa kita sudah menyelesaikan sebuah tulisan, dari sanalah kita akan merasakan ketagihan untuk menulis lagi. Begitu pula denganku!

Aku mulai suka menulis ketika aku masih duduk di bangku SMA. Aku memang sangat suka membaca sejak aku masih kecil, tetapi aku menemukan minatku untuk menulis ketika SMA. Ketika aku banyak membaca novel-novel fiksi, aku mulai berpikir bahwa aku juga ingin membuat satu novel fiksi. Pada saat itu aku memang banyak membaca novel teenlit, karena terpengaruh oleh teman-teman sebayaku. Pada tahun 2007, atau tepatnya ketika aku duduk di bangku kelas 2 SMA, aku mulai mencoba mewujudkan impianku untuk menulis novel fiksi. Saat itu aku masih menuliskannya di buku tulis dengan kerangka cerita yang belum terbentuk. Aku baru saja menulis dua bab dalam novel itu, kemudian aku berhenti karena akan fokus melaksanakan ujian nasional. Satu tahun kemudian, ketika aku sudah menjadi mahasiswi sastra, aku memutuskan untuk melanjutkan kembali novel yang sudah aku rencanakan itu. Liburan panjang mahasiswa tiba, dan saat itulah aku berhasil menyelesaikan novel pertamaku yang berjudul 'Miss Dreamer' selama kurang lebih 3 bulan, dengan jumlah halaman sebanyak 300 lembar A4 dengan spasi 2 font Corbel 12. Aku begitu merasa senang ketika novelku berhasil kuselesaikan meskipun berselang cukup lama. Dari sanalah kemudian aku mencoba mengirimkan kepada salah satu penerbit besar yang ada di Indonesia. Berselang 4 bulan, novelku dikembalikan. Jujur aku merasa kecewa karena novel pertamaku ditolak. Aku tidak berusaha mengirimkannya kepada penerbit lain, karena aku rasa aku perlu sekali untuk merevisinya.

Waktu terus berlalu, aku mendiamkan novel pertamaku itu. Akan tetapi, aku juga berusaha kembali untuk membuat novel yang lain. Pada saat itu aku lebih banyak menulis yang bertemakan remaja, fantasi. dan persahabatan. Aku juga memasukkan beberapa unsur hobiku pada saat itu yang sangat menyukai sepak bola. Akan tetapi, aku tak berhasil menyelesaikan novel itu karena aku merasa kebingungan. Aku pun mulai menuliskan hal yang lainnya, namun hasilnya sama, karya yang sudah aku rencanakan dan mulai aku tulis, tidak berhasil aku selesaikan. Terlalu banyak ide yang ingin kutuliskan. Akhirnya aku tidak pernah fokus untuk menyelesaikan salah satu diantaranya. 

Namun, saat ini aku berusaha untuk kembali menulis dan menyelesaikannya. Beberapa hari yang lalu, aku menerbitkan karyaku pada sebuah penerbit self-publishing. Aku menerbitkan karya pertamaku disana, dengan syarat, aku sendiri yang mempromosikan karyaku secara online. Setelah itulah, aku kembali menemukan semangat untuk menulis. Terutama pada saat ini aku ingin sekali membuat karya-karya yang lebih bermanfaat meskipun dalam bentuk fiksi, karena aku sangat menyukai cerita fiksi yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan. 

Menulis adalah bagian dari hidupku saat ini. Tulisanku adalah representasi dari diriku sendiri, meskipun tidak selalu begitu. Selain fiksi, aku juga sering sekali membuat artikel atau tulisan opini yang menyangkut tentang keadaan masyarakat saat ini, mungkin kamu juga bisa melihatnya dalam blogku ini. Aku juga menulis puisi dan juga lirik lagu. Sempat dahulu aku pernah mencoba membuat drama script, tapi aku menemukan kesulitan disana. Untuk saat ini mungkin aku ingin memfokuskan diriku untuk membuat tulisan yang bermanfaat bagi orang banyak dan menyadarkan masyarakat yang saat ini bisa kubilang mereka masih terjebak dalam keadaan yang tidak sehat ini. Meskipun aku juga masih memiliki obsesi besar untuk menulis sebuah karya semacam 'The Lord of the Rings' yang dipenuhi dengan unsur fantasi dan misteri.

Ya begitulah, menulis menjadi sebuah hal yang tak dapat kutinggalkan. Imajinasi dan ide selalu mengalir di kepalaku, aku berharap semua hal yang ada di isi pikiranku dapat mengalir menjadi tulisan yang orang pun dapat membaca, menilai, dan menyadarinya.

Saat ini aku sudah membuat tiga buku. Satu buku tentang remaja dan persahabatan (novel fiksi pertamaku), satu novel drama berlatarkan Jepang (aku tidak menerbitkannya), dan satu buku kumpulan cerpen bergenre fantasi, gothic, dan misteri. Ingin tahu? Kunjungi saja situs nulisbuku.com disitu kamu bisa menemukan karyaku, coba saja tebak! Karena aku memakai dua nama pena yang berbeda ;)
Atau kamu juga ingin menerbitkan karyamu? Baca selengkapnya di publishing house wanna be milikku klik arsvicesca.wordpress.com


“Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.” 
 Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara
“Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya” ― Imam Ali 
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" (Rumah Kaca, h. 352)”  Pramoedya Ananta Toer 

Kamis, Mei 16, 2013

Kisah di Ujung Harapan yang Kelam

Sebenarnya ini puisi dibuat untuk dibacakan pas acara Sehari Bersama Perempuan 2011 dengan judul acara "TKW-ku Sayang, TKW-ku Malang: Antara Pahlawan Devisa atau Korban Komoditas" hanya saja karena beberapa hal akhirnya puisi ini tidak jadi untuk dibacakan dan diganti dengan puisi lainnya yang juga aku buat (karena jobdesc sbg divisi acara, hehe). Tapi karena terlanjur suka dan baitnya yang berima, makanya aku ingin repost lagi di blog yg ini, hehe.... 

Kisah di Ujung Harapan yang Kelam

oleh Arvibie

Setapak jalan terbentang di ujung raga
Sekilas cahaya terbesit depan mata
Mengarungi samudera; terbangkan sayap
Berjalan telusuri secercah harap

Namun cahaya lenyap tertutup bayangan
Menyelimuti kalbu tenggelam bersama harapan
Menghempas raga yang terhanyut dalam arus
Membawa kenangan yang semakin tergerus

Waktu berjalan layaknya sungai mengalir
Tetes air mata jatuh berbulir-bulir
Badai tak reda petir pun menyambar
Mengoyak luka hitam yang terbakar

Jiwa melayang; harapan sirna
Terbalut dalam luka penuh hina
Tangisan bercucuran penuh darah
Senandung perih yang tak pernah lelah

Andai kilauan cahaya itu menyala terang
Bersinar tuk menggapai kasih sayang
Bayang hitam tak mungkin menyelimuti
Menepis luka-luka di dalam hati


*dipersembahkan untuk para TKW yg ada di seberang sana
hidup adalah perjuangan, namun perjuangan itu akan bermakna

ketika sang cahaya kembali bersinar di muka bumi ini
ya, cahaya itu adalah Islam



when will our tears stop?

Senin, April 29, 2013

Portal: An Entrance to a New World


An entrance to a world that man has never met
Garnished in utter peace, endless shapes of beauty
Infinite suffering ending as I proceed
Fleeing through the portal into the tranquil scenes
Behind me lies the world, dismal and unrestrained
Encloaked despondency left behind forever
My senses disappear, all the pain and fear
Searing benevolence, perpetual, my hopes


Somehow I realize this can't last forever
The life I have left behind pours back into my soul



[Portal by Origin]

a door where you will entrance to a new world you've never met yet

wait for the whole stories, soon ;)

Sabtu, Maret 30, 2013

Cry with The Wind


Darkness covers the air
Feel the pain tightens heart beat
Cold dusk sticks under the skin
Froze every grains of blood
Stiff like an iron
Every move seems difficult to move
Wind blows spreading its chill
Wish it takes away the grief of my soul
Let the droplets of tears down
Freeze every treacle into crystal
Like the falling of the snow
So lonely
So cold
So painful
Will you keep me trapped into this? Or let me die?
No choice I could choose
Let me cry with the wind
Brought every breath into deepest gloom
With the loneliness of self