Kamis, Mei 16, 2013

Kisah di Ujung Harapan yang Kelam

Sebenarnya ini puisi dibuat untuk dibacakan pas acara Sehari Bersama Perempuan 2011 dengan judul acara "TKW-ku Sayang, TKW-ku Malang: Antara Pahlawan Devisa atau Korban Komoditas" hanya saja karena beberapa hal akhirnya puisi ini tidak jadi untuk dibacakan dan diganti dengan puisi lainnya yang juga aku buat (karena jobdesc sbg divisi acara, hehe). Tapi karena terlanjur suka dan baitnya yang berima, makanya aku ingin repost lagi di blog yg ini, hehe.... 

Kisah di Ujung Harapan yang Kelam

oleh Arvibie

Setapak jalan terbentang di ujung raga
Sekilas cahaya terbesit depan mata
Mengarungi samudera; terbangkan sayap
Berjalan telusuri secercah harap

Namun cahaya lenyap tertutup bayangan
Menyelimuti kalbu tenggelam bersama harapan
Menghempas raga yang terhanyut dalam arus
Membawa kenangan yang semakin tergerus

Waktu berjalan layaknya sungai mengalir
Tetes air mata jatuh berbulir-bulir
Badai tak reda petir pun menyambar
Mengoyak luka hitam yang terbakar

Jiwa melayang; harapan sirna
Terbalut dalam luka penuh hina
Tangisan bercucuran penuh darah
Senandung perih yang tak pernah lelah

Andai kilauan cahaya itu menyala terang
Bersinar tuk menggapai kasih sayang
Bayang hitam tak mungkin menyelimuti
Menepis luka-luka di dalam hati


*dipersembahkan untuk para TKW yg ada di seberang sana
hidup adalah perjuangan, namun perjuangan itu akan bermakna

ketika sang cahaya kembali bersinar di muka bumi ini
ya, cahaya itu adalah Islam



when will our tears stop?

Tidak ada komentar: