Rabu, Juli 03, 2013

Being Natural, Being Romantic

Hwaaah, rasanya udah lama banget gak bikin tulisan di blog, gak juga kali ya, hehe...

Well, sore ini ternyata langit mendung dan akhirnya turun hujan. Hujan itu indah, hujan itu romantis. Gimana gak romantis coba? Kalau kita lihat pepohonan semuanya jadi terlihat segar dan hijau, dedaunan merunduk malu karena kebasahan, genangan air berusaha menangkap peri-peri kecil yang turun dari langit, dan mereka berlompatan riang gembira menyambut hujan, apalagi kalau hujan di pegunungan dan tertutupi oleh kabut tipis, owww! that's so.... Eits tunggu dulu!
Romantis yang aku maksud adalah romantis versi kakek William Wordsworth. Mungkin bagi yang tahu, Wordsworth hidup sekitar abad ke-18 dan 19 dimana era ketika ia hidup dinamakan zaman Romantis (ciyeee :p) dan dia menjadi salah satu pelopor era Romantis bersama rekannya Samuel Taylor Coleridge, setelah membuat kumpulan puisi Lyrical Ballads yang dipublikasikan pada tahun 1798.
Terus, romantis menurut versi mereka gimana sih?
Romantisisme adalah aliran yang lebih mengutamakan perasaan emosional, kemurnian, keoriginalitasan, natural, dan apa adanya. Romantisisme terwujud dalam karya sastra, seni, dan puisi. Wordsworth yang tinggal di pedesaan lebih banyak membuat puisi yang berkaitan dengan alam atau perasaannya tentang nature. Inilah yang disebut dengan Romantis.
Dibawah ini adalah satu puisi Wordsworth yang aku suka, I wandered lonely as a cloud
I wandered lonely as a cloud
That floats on high o'er vales and hills,
When all at once I saw a crowd,
A host, of golden daffodils;
Beside the lake, beneath the trees,
Fluttering and dancing in the breeze.

Continuous as the stars that shine
And twinkle on the milky way,
They stretched in never-ending line
Along the margin of a bay:
Ten thousand saw I at a glance,
Tossing their heads in sprightly dance.

The waves beside them danced; but they
Out-did the sparkling waves in glee:
A poet could not but be gay,
In such a jocund company:
I gazed—and gazed—but little thought
What wealth the show to me had brought:

For oft, when on my couch I lie
In vacant or in pensive mood,
They flash upon that inward eye
Which is the bliss of solitude;
And then my heart with pleasure fills,
And dances with the daffodils.
That's so romantic, right?! Bisa kelihatan kan sisi romantisnya Wordsworth? Dia menggunakan banyak hal yang berkaitan dengan alam atau nature, so natural and back to nature. Mungkin, aku yang seorang penulis puisi juga, gaya berpuisiku sedikit terpengaruh oleh aliran ini. Aku sering sekali menggunakan nature sebagai objek puisi untuk mewakili perasaanku. Alam selalu mewakili setiap perasaan manusia atau sebaliknya, sehingga kita bisa membuat analogi satu sama lain.  Ya, being natural, being so romantic.

Alam memang begitu indah, dan tentunya Pencipta dibalik itu semua lebih indah dibandingkan yang lain. Bagiku dengan mentadaburi alam, semakin besar cinta dan rasa syukurku pada-Nya. Apalagi jika alam ini lengkap dengan aturan-Nya, sudah pasti kehidupan ini akan sempurna karena bernaung dalam ridho-Nya.


raining is always beautiful to me
dan paling enak lagi sambil dengerin instrumental music box kayak ini nih, enjoy your time ^_^




Tidak ada komentar: