Minggu, Juli 14, 2013

Ironi Fanatisme Sepak Bola: Menukar Kehidupan Akhirat dengan Dunia Sesaat

Ehem...ehem...oke, malam ini pertandingan sepak bola antara Dream Team Indonesia vs Arsenal sedang berlangsung. Sambil nungguin gol masuk, sambil posting aja deh. Sebenernya, tulisan ini mungkin gak jauh beda sama postingan aku sebelumnya tentang fanatisme sepak bola. Mungkin sekedar pengantar, aku ceritain dulu deh gimana ceritanya dulu sampe aku suka sepak bola, atau Arsenal lebih tepatnya.

Well, ceritanya dulu kira-kira kelas 4 SD, aku udah mulai tertarik sama sepak bola. Ya, karena bapakku lumayan sering juga nonton Persib, jadi otomatis aku ikutan deh. Nah, pas mulai demam World Cup 2002, aku mulai kena virus sepak bola deh. Waktu itu aku masih kelas 6 SD dan lagi Ujian Akhir Sekolah, tetep aja aku tontonin pertandingannya, tapi Jerman only! (Gol for Arsenal menit 53, 0-2) Dari sanalah aku mulai menggandrungi sepak bola. Terus 2 tahun kemudian, virus itu tiba-tiba dateng lagi. Entah kenapa, tiba-tiba suatu malem, aku ingin banget nonton sepak bola. Kebetulan waktu itu, di TV7 pas malem minggu disiarkanlah Barclays Premiere League alias Liga Inggris. Kebetulan lagi, pertandingan yang disiarkan pada saat itu adalah Arsenal vs Millwall FC, Arsenal menang 4-1. Mulai dari sana, aku tambah suka sama sepak bola. Meskipun sebenarnya udah suka dan udah punya tim kesayangan dan pemain kesayangan yaitu AC Milan dan Kaka. Tapi ternyata, permainan Arsenal lebih cantik dan menarik untuk ditonton (apalagi rumput stadion di Inggris lebih hijau daripada di Itali, hehe). Wajar sih suka sama Arsenal waktu itu, secara, mereka emang lagi jadi the best team tahun 2003-04, apalagi rekor mereka sebagai The Invincible Team (49 match unbeaten atau tidak terkalahkan) belum selesai. Akhirnya aku jatuh cinta pada Arsenal dan juga Fabregas, haha. Begitulah ceritanya, sampai aku suka bahkan suka banget (waktu dulu) sama Arsenal.

Well, itu sekedar pengantar doang. Terus, gimana sekarang? Apa masih suka sama Arsenal? Umm, sebenarnya sih masih suka. Tapi gak se-fanatik dulu. Setelah Fabregas pergi ke Barcelona, entah kenapa dan syukurlah, rasa fanatik itu berkurang. Aku udah mulai jarang banget nonton Arsenal, bahkan kayanya emang gak niat (kecuali malem ini, karena mumpung Arsenal lagi tour ke Indonesia, hehe). Atau memang aku udah paham dengan berbagai kajian Islam yang aku ikuti, bahwa ikatan fanatisme hanyalah ikatan semu, tidak layak diperjuangkan di hadapan Allah!

So, apa yang mau dipersoalkan? Kebetulan, karena aku emang goonerette (julukan buat penggemar Arsenal versi cewek), aku punya banyak teman gooner dan goonerette di akun facebook. (Gol lagi nih buat Arsenal, 3-0). Ternyata emang mereka antusias sekali dengan kedatangan Arsenal ke Indonesia, dan aku lihat, mereka sampai bela-belain nginep di GBK di bulan puasa ini demi nonton Arsenal. Wajar? Wajar aja sih, tapi berlebihan juga ternyata (Wah, gol lagi nih sama Giroud, 4-0). Kenapa? Indonesia, negeri yang mayoritas Muslim dan sedang bulan Ramadhan, gimana ibadah wajib mereka?! Sementara, pas aku ikut acara Muktamar Khilafah di GBK aja, mau sholat dan ke wc aja susahnya mintaaa ampun, karena peserta yang bejibun. Aku yakin penonton Indonesia buat pertandingan ini dan sejenisnya lebih dari capaian peserta MK.

Bahkan, ada status teman fb yang berkata kurang lebih seperti ini 'Tarawehnya libur dulu aja ya, kan sunah | Kalo nonton Arsenal mah wajib buat gooner'. Belum lagi, kadang ditambah dengan sikap nasionalisme yang berlebihan ketika menonton timnas kesayangan. Dan juga, ada aktivitas ikhtilat (campur baur antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya) disana. Astaghfirullahaldziim! Itulah orang-orang yang menukar kehidupan akhiratnya demi kehidupan dunia yang sesaat, sungguh sangat merugi!

Aku harus banyak beristighfar nih. Mungkin saja aku juga termasuk orang-orang seperti itu, astaghfirullahaldziim....! Menyukai sesuatu memang diperbolehkan, asalkan ia tidak bertentangan dengan syara' dan tidak melebihi cintanya pada Allah swt. Menonton pertandingan sepak bola memang mubah hukumnya, asalkan ia tidak melalaikan ibadah yang menjadi prioritasnya kepada Allah swt. Inilah fakta dan realita yang terjadi di tengah-tengah umat Muslim sekarang ini, sungguh menyedihkan! Kebanyakan umat Muslim belum paham dengan Islam itu sendiri. Yah, begitulah...

Oke, mungkin cukup sekian postingan malam ini, karena pertandingan sudah berakhir dan tentunya tulisan ini harus menjadi sebuah refleksi bagi aku sendiri yang senantiasa harus mengevaluasi diri bagaimana menjadi seorang Muslim yang taat dan tidak mengabaikan hukum syara'.

Hey, by the way, the match is now finished with 0-7, you know who the winner is! Well done, lads!




Tidak ada komentar: