Sabtu, November 24, 2012

Indonesia Harus Kuasai Migas 100%!



Ketika hampir semua perhatian rakyat tertuju pada isu terorisme dan korupsi, ternyata ada satu bahaya dan masalah penting yang luput dari perhatian masyarakat Indonesia. Apakah itu? Penentuan pengelolaan migas terbesar di Indonesia, yaitu Blok Mahakam Kalimantan Timur. Pengelolaan Blok Mahakam ini dikuasai oleh Total E&P Indonesie (Perancis) dan juga Inpex Corporation Jepang yang berbagi saham 50% untuk masing-masing. Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Mahakam telah ditandatangani oleh pemerintah dan juga Total E&P sejak tahun 1967 lalu, dan berlaku hingga 31 Maret 1997, yang kemudian diperpanjang selama 20 tahun, hingga 31 Maret 2017. Diperkirakan, perusahaan ini akan kembali memperpanjang kontraknya yang akan berakhir lima tahun lagi.

Blok Mahakam merupakan SDA Migas dengan cadangan terbesar di Indonesia
            
Blok Mahakam sendiri memiliki cadangan migas sebanyak 27 trilliun kaki kubik (TFC), dan sekitar 50% telah dieksploitasi dan menghasilkan pendapatan kotor sebanyak sekitar US$ 100 miliar. Cadangan yang dimiliki Blok Mahakam masih dapat terbilang besar, dan akan menghasilkan nilai yang sangat besar pula. Akan tetapi, lihatlah! Siapa yang mengelola Blok Mahakam ini? Bukan Pertamina, yang notabene milik pemerintah kita, tetapi Total E&P dan Inpex co. yang jelas-jelas miliki asing. Padahal jika saja pemerintah kita dapat mengelola mandiri Blok Mahakam ini, sudah pasti Negara akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar yang dapat didistrubusikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Sayangnya, pemerintah malah lebih memilih menyerahkannya kepada perusahaan asing, dan pemerintah sendiri mendapat keuntungan sedikit dari mereka. Diperkirakan juga bahwa pemerintah masih pasti akan memperpanjang kontrak Total E&P.
             
Jika pemerintah masih berpegang teguh pada sistem kapitalisme ini, pengerukan SDA di Indonesia akan terus terjadi, dan Negara ini tetap akan dirugikan, karena pihak-pihak asing terus saja bercokol di atas tanah negeri ini. Sistem ini telah merusak SDA negeri ini yang kaya, yang seharusnya dinikmati oleh rakyat. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Rakyat menderita, pemerintah senang, dan perusahaan asing puas. Sistem kapitalisme bersifat merusak dan tidak akan pernah mensejahterakan rakyat kembali.
             
Dalam Islam, pengelolaan SDA sudah seharusnya diambil alih oleh Negara. Dalam hadist riwayat Abu Dawud dan Ahmad, Rasul bersabda “Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api”, yang dimaksud kata api dalam hadist ini adalah mencakup semua barang dan energi tambang, termasuk migas. Migas adalah milik public, milik seluruh rakyat. SDA tidak boleh dikuasai oleh pihak swasta maupun asing, karena hasil SDA ini digunakan untuk kepentingan rakyat, sehingga Negara wajib mengelolanya sendiri tanpa campur tangan asing. Jadi, 100% harus dikuasai oleh Negara, dan bukan sebagiannya saja.
           
Maka, yang dibutuhkan sekarang oleh masyarakat adalah terwujudnya penerapan sistem Islam secara total, yaitu sistem yang berasal dari Sang Pencipta, Allah swt. Oleh karena itu, kesejahteraan akan terwujud ketika Islam diterapkan dalam bingkai Khilafah Islamiyah, dimana semua aturan yang telah Allah turunkan harus kita jalankan sebagai konsekuensi keimanan kita kepada Allah swt.


*reposting from my other blog

at http://thesoulfortress.wordpress.com/

Tidak ada komentar: