Lak-tolak-tolak tolak Miss World sekarang juga| Pus-hapus-hapus ekploitasi perempuan!
(yel-yel tolak Miss World Rabu, 4 September 2013, aksi dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Jawa Barat)
Aksi tolak Miss World di depan Gedung Sate |
Tahun
2013, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah ajang kompetisi perempuan
sedunia atau biasa disebut dengan Miss World. Rencananya, kontes kecantikan
yang akan digelar pada 23 September 2013 mendatang ini akan diadakan di dua
kota besar, yaitu Bali dan dan Jakarta, sebagai tuan rumah bersama. Namun
perhelatan dunia yang diadakan setahun sekali ini nampaknya menuai pro dan
kontra di kalangan masyarakat.
Fakta Miss World
Jika dilihat sejarah Miss World
sendiri, kompetisi ini dimulai pada tahun 1951 oleh pasangan suami istri, Eric
dan Julia Morley di Inggris. Pada mulanya, Miss World merupakan ajang kontes
pertunjukan busana bikini yang sedang menjadi mode fashion teranyar pada masa itu,
namun kemudian media menyebutnya dengan Miss World. Pada tahun 1980, kontes ini mereposisi dirinya
dengan slogan Beauty with a Purpose (Kecantikan
dengan Tujuan), sehingga para panitia menambah tes kompetisi ini sehingga
sesuai dengan slogan, yaitu tidak hanya memfokuskan pada kecantikan tetapi juga
kecerdasan dan kepribadian para peserta.
Kontes Miss World adalah salah satu ajang kompetisi terbesar yang ada di
dunia dan banyak menarik perhatian masyarakat dunia. Organisasi Miss World
sendiri banyak meraup keuntungan yang besar tiap tahunnya.
Demi mendapat perhatian masyarakat
nasional dan dunia, para perempuan yang menjadi peserta ajang kompetisi ini
rela ‘menjual’ kecantikan dan kemolekan tubuhnya di depan masyarakat dan media
umum. Tak tanggung-tanggung busana yang dipakai dalam kompetisi ini adalah
busana yang menunjukkan sebagian besar tubuh perempuan yang seharusnya ditutupi
dan tidak boleh diperlihatkan secara umum. Meskipun ada isu mengatakan bahwa
kompetisi yang akan dilaksanakan tahun ini tidak akan ada pertunjukkan bikini ,
tetapi tetap saja kompetisi ini adalah bentuk eksploitasi terhadap perempuan
secara keseluruhannya.
Bentuk Eksploitasi terhadap
Perempuan
Kontes kecantikan memang tak hanya
Miss World, banyak pergelaran serupa yang diadakan baik tingkat dunia seperti
Miss Universe, maupun tingkat nasional seperti Puteri Indonesia dan Miss
Indonesia. Kontes semacam ini menjadikan
perempuan sebagai pusat perhatian karena perempuan-lah pesertanya. Kecantikan
dan kemolekan tubuh perempuan dinilai dan justru menjadi fokus perhatian dalam
kompetisi, meskipun kecerdasan dan kepribadian mereka pun tetap menjadi aspek
tambahan untuk menjuarai kontes ini. Akan tetapi, masyarakat dunia sekarang
seolah tersihir oleh ajang yang justru sebenarnya dapat merusak akidah dan
moral bangsa, terutama bagi negeri ini yang ditinggali oleh mayoritas kaum
Muslim.
Kontes Miss World dan semacamnya
merupakan salah satu simbol ekploitasi terhadap perempuan dengan dalih
pemberdayaan dan penggalian potensi diri.
Miss World adalah ikon pornografi dan eksploitasi perempuan. Meskipun
tidak ada bikini, secara keseluruhan ajang ini adalah ajang pamer aurat. Mereka
berjalan berlenggak-lenggok di depan khalayak umum yang notabene bukan
mahramnya dengan mengenakan pakaian atau gaun yang memamerkan aurat. Mereka
juga pada akhirnya akan menjadi model-model yang menjual produk pornografi di
media yang akan dikonsumsi secara gratis oleh masyarakat. Jelas Miss World dan
kontes semacamnya merusak akidah dan moral bagi bangsa ini.
Selain itu, melalui ‘penjualan’
kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan, kontes ini akan menghasilkan banyak
keuntungan bagi para pemilik modal yang menjadi sponsor dalam perhelatan ini.
Kompetisi yang diadakan setiap satu tahun sekali dan ditonton oleh berjuta-juta
masyarakat dunia, jelas akan memberikan keuntungan besar bagi pemilik acara.
Perempuan, lagi-lagi menjadi korban kapitalisme melalui kontes yang dikemas
secara menarik dan menipu. Tentu saja, seharusnya hal ini merugikan pihak
peserta sebagai perempuan. Tubuh berharga milik mereka pada akhirnya dijual
murah kepada para pemilik modal yang justru mendapat keuntungan lebih banyak.
Inilah kedok kapitalisme yang dibalut sedemikian rupa agar masyarakat
terhipnosis oleh ajang kecantikan semacam ini, sehingga mereka tak sadar bahwa
mereka sedang dieksploitasi. Sistem Kapitalisme telah menjadikan masyarakat
buta dan rusak. Keuntungan dan materi selalu menjadi patokan dalam hidup,
sehingga para penganut sistem ini meyakini bahwa segala kenikmatan duniawi
harus diraih, kekayaan harus dimiliki, popularitas harus dicari, tanpa
memperhatikan bahwa ada Zat yang Mahatinggi yang seharusnya dijadikan poros
hidup. Itulah sistem Kapitalisme yang merusak manusia dimana sekulerisme atau
pemisahan agama dari kehidupan dijadikan sebagai landasan hidup.
Islam Menjamin Harga Diri
Perempuan
Tak ada yang dapat menjamin
perlindungan kepada perempuan kecuali Islam.
Islam menempatkan perempuan pada posisi yang mulia. Islam menyuruh
kepada setiap Muslimah untuk menutup auratnya secara sempurna dengan kerudung
(An-Nur: 31) dan jilbab (Al-Ahzab: 59). Perempuan diposisikan sebagai makhluk
mulia di mata keluarga, masyarakat, dan negara. Negara wajib menjamin
kesejahteraan dan melindungi perempuan di mana pun berada. Perempuan mendapat
jaminan untuk dilindungi dan bukan dieksplotasi apalagi melalui aurat tubuhnya.
Islam juga melindungi perempuan dengan menyuruh kepada laki-laki yang bukan
mahramnya untuk menundukkan pandangan kepada mereka. Dengan itulah, perempuan
akan merasakan keamanan yang nyata karena Islam telah menjamin seluruhnya.
Berbeda dengan kondisi sekarang, yang justru perempuan dieksploitasi kecantikan
tubuhnya. Perempuan dijadikan produk untuk mendapatkan keuntungan bagi para
pemilik modal yang rakus akan kekuasaan, serta perempuan juga dijadikan sebagai
objek pemuasan hawa nafsu laki-laki yang melihat kemolekan tubuhnya melalui
ajang-ajang kecantikan semacam Miss World.
Islam menilai perempuan bukan dari ukuran tubuh atau kecantikan
fisiknya semata, akan tetapi keimanan dan ketakwaan itulah yang akan
menempatkan perempuan kepada derajat yang tinggi di mata Allah swt. Namun kesempurnaan Islam hanya akan dapat
dirasakan ketika Islam dan seluruh aturannya diterapkan dalam bingkai Khilafah
Islamiyah. Disanalah keamanan dan kehormatan perempuan akan terwujud, bukan
dalam sistem Kapitalisme yang sekarang masih diterapkan di negeri ini.
Wallahualam bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar